Presiden RI atau Presiden partai ?




Siapa pun warga negara Indonesia berhak maju menjadi Calon Presiden Republik Indonesia, dan siapa pun boleh saja mengaku Pantas menjadi Presiden RI, tapi masalahnya pantas belumlah tentu Layak. Sekarang ini semua calon yang maju merasa pantas dan layak menjadi Presiden, padahal seharusnya pantas dan layak itu para pemilihnya yang memberikan penilaian.

Dukungan kader Partai terhadap seorang calon presiden belumlah bisa diklaim sebagai dukungan rakyat Indonesia secara umum, dukungan kader partai sangatlah bersipat semu. Iklim politik dan sistem politik dinegara ini sangat tidak mungkin memunculkan seorang Presiden Pilihan Rakyat, apa lagi partai sebagai kendaraan politik sudah tercemar dimata masyarakat, maka yang muncul kepermukaan adalah calon Presiden Pilihan Partai.

Kalau saja aspirasi rakyat terhadap seorang Calon Presiden, seperti apa kriteria seorang Presiden yang dikehendaki rakyat bisa ditampung Partai Politik, tentunya partai politik tidak akan memaksakan Ketua Umumnya untuk menjadi Calon Presiden. Tradisi Ketua Umum Partai harus menjadi Calon Presiden sudah harus dihilangkan, karena memang tidak mesti seorang Ketua Umum Partai menjadi Calon Presiden kalau ukurannya layak atau tidaknya berdasarkan aspirasi rakyat Indonesia secara umum.

Saya tidak bermaksud ingin mengatakan bahwa Ketua Umum partai yang maju sebagai Calon Presiden sekarang ini tidak layak menjadi Presiden, hanya saja saya melihat hampir rata-rata Calon Presiden yang diajukan partai politik kebetulan umumnya Ketua Umum Partai yang kredibilitasnya sudah tidak memenuhi kriteria yang diharapkan masyarakat, jadi kalau pun dipaksakan maka yang akan muncul adalah Presiden Pilihan Partai, bukanlah Presiden yang dikehendaki rakyat.

Kalau partai politik tidak mendidik masyarakat untuk objektif dalam memilih seorang calon pemimpin, dan tidak memberikan ruang pada masyarakat untuk memilih seorang calon pemimpin yang mereka idam-idamkan, maka selamanya masyarakat akan terpaksa memilih seorang pemimpin yang sebetulnya tidak mereka kehendaki.

foto : http://3.bp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar