Mempunyai jabatan yang terhormat, namun sehari-hari tidak bergaya layaknya orang-orang terhormat, tapi memang setiap orang punya cara pandang yang berbeda dalam melihat kehidupan, Grasto Brendaleto seorang politisi, anggota parlemen, ganteng dan masih lajang, umur 35 tahun. bagi Grasto jabatan tidak perlu merubah gaya hidup, tetap nyleneh, bergaul dengan siapa saja dan tidak mesti setiap hari menghabiskan waktu di gedung parlemen.
Grasto ingin mempersunting kekasihnya Runi, seorang pelacur jalanan yang dia kenal sewaktu dia jalan-jalan disekitar melawai, sehabis mengahadiri rapat paripurna, dia melihat Runi yang cantik berdiri dipinggir jalan sedang mencari pelanggannya.
Grasto ingin mempersunting kekasihnya Runi, seorang pelacur jalanan yang dia kenal sewaktu dia jalan-jalan disekitar melawai, sehabis mengahadiri rapat paripurna, dia melihat Runi yang cantik berdiri dipinggir jalan sedang mencari pelanggannya.
Sebuah Restoran Mewah dipinggir Dermaga
“Runi..aku mau menikahi kamu…kamu mau.. ya..?
“Jangan mimpi mas….kamu masih bisa cari orang yang lebih terhormat dari aku…”
“Aku tidak mencari wanita yang terhormat dimata orang lain Runi….”
“Aku ini cuma pelacur jalananan mas…mana pantas mendampingi anggota parlemen…
otakku nggak nyampe mas…aku gak mampu berada dilingkungan seperti itu…”
“Aku butuh alasannya Runi…bukan jawaban aja…apa bedanya aku sama kamu…jabatanku bukanlah kehormatanku…sama seperti halnya kamu Runi….”
“Tapi mas…siapa yang mendampingi kamu itu akan mempengaruhi jabatan kamu…”
“Maka dari itulah aku butuh kamu yang mendampingi aku runi….kamu akan jadi perempuan yang hebat nantinya…Dewi Soekarno aja bisa jadi wanita terhormat, begitu diperisteri Soekarno…”
Seruni hanya terdiam membisu, dia kehilangan kata-kata, jauh dilubuk hatinya dia sangat ingin dipersunting Grasto, menjadi wanita terhormat, tidak lagi menjajakan diri dijalanan, tapi ada keraguan yang menyelinap diantara keinginannya.
Memang semenjak kenal dengan Grasto, seruni tidak lagi menjajakan diri, Seruni tinggal disebuah perumahan yang cukup bergengsi, sementara Grasto tinggal di perumahan anggota parlemen, mereka tidak lagi melakukan hubungan layaknya seorang pelacur dan pelanggannya, Grasto memperlakukan Seruni layaknya perempuan yang terhormat.
Rumah Seruni-Ruang Tamu
Seruni duduk dipangkuan Grasto dengan manja, membelai rambut Grasto dengan penuh kasih sayang, Grasto hanya tersenyum…dia begitu nyaman ada didekat Seruni.
“Mas…dirumah ini hanya kita berdua…rumah ini adalah juga rumahmu…yang hanya sekedar aku tempati…kenapa kamu tidak lakukan apa yang kamu suka…”
“Maksud kamu apa Runi…aku harus melakukan apa…aku harus meniduri kamu, karena kamu adalah perempuan simpananku…begitu ?
“Ya bukannya begitu biasanya yang laki-laki lakukan…”
“Kitakan sudah lama seperti ini runi…bagi aku itu bukanlah sebuah keharusan…aku sangat menghormati kamu…aku gak mau kamu punya pikiran, kalo aku sudah membeli kamu…teruslah mengenalaku Runi…”
Mata Seruni mulai berkaca-kaca…dengan lembut dan penuh kasih sayang, Grasto terus meyakinkan Seruni, bahwa dia memang mencintai dan menghormati Seruni, bukan hanya sekedar merasa memiliki.
Mereka kembali terdiam dalam kebisuan, hanya mata yang saling menatap penuh kasih sayang, sangat terasa kalau grasto memang sedang memperlakukan Seruni layak pujaannya, sebuah romantisme yang dewasa tanpa dibumbui nafsu untuk saling menguasai, menjajaki dengan saling pengertian untuk satu tujuan pernikahan yang abadi.
Bersambung ke episode 2