Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan

Cinta Seorang Politisi pada Pelacur Jalanan [Episode 2]



Grasto memanglah seorang politisi muda yang brilliant juga termasuk laki-laki yang flamboyan, disukai banyak wanita, eksentrik tapi tidak mata keranjang, cintanya hanya pada Seruni, pelacur jalanan yang sekarang menjadi kekasih dan calon istrinya, untuk melihat episode sebelumnya lihat sini

Interior/Day: Gedung Parlemen - Koridor

Grasto berjalan dikoridor, sesekali menyapa teman-temannya anggota parlemen yang berpapasan, sambil terus menelpon.
“Sayang…ntar malam kita candle light dinner ya…aku mau kasih kamu kejutan”
“Kejutan apa sih mas….aku jadi penasaran…jadi pengen malamnya cepat datang deh….”
“Yang namanya kejutan masak dikasih tahu sih….tenang aja ya…aku sekarang sibuk banget, sebentar lagi ada paripurna…masalah kesejahteraan rakyat…”
“Ok deh…kamu jangan lupa makan siang ya….aku tunggu kabarnya mas….kalau gak bisa jangan dipaksakan ya…”
grasto terlihat begitu senang habis menutup HPnya, sambil terus berjalan menuju ruang sidang. Seruni betul-betul perempuan yang istimewa dihatinya, selalu maklum dengan kesibukan Grasto, tidak pernah cemburu apalagi curiga, itulah yang membuat Grasto sangat menyanyanginya.

Interor/Day: Gedung Parlemen - Ruang Sidang

Suasana dalam ruang sidang terlihat memanas, beberapa fraksi menginginkan semua lokasi prostitusi yang selama ini sudah dilokalisasikan segera ditutup, sementara beberapa fraksi lainnya mencoba memberikan solusi, agar mereka juga diberikan kesempatan untuk memperbaiki hidup.
Grasto termasuk anggota fraksi yang ingin memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi para PSK yang sudah dilokalisir tersebut, cuma fraksi penentangnya tetap ngotot, dan tidak peduli dengan nasib para PSK yang mau digusur itu.
“Sebagai wakil rakyat…adalah kewajiban kita memperhatikan nasib mereka..sekalipun mereka pelacur…hak hidup mereka dilindungi Undang-undang..sama haknya seperti kita…kita ada digedung parlemen ini juga, itu karena mereka…jadi tolong, hargai posisi mereka…”
“Tapi keberadaan mereka itu, seperti borok dalam negara ini….”
“Maaf…saya kurang setuju dengan pendapat ini….kalau mereka borok…lantas para koruptor itu apa ? kenapa sebagian besar dari kita disini, lebih senang membela para koruptor dibandingkan membela PSK…jangan-jangan diantara kita inipun ada yang suka menikmati jasa PSK…”
*********

Interio/Day : Rumah Seruni - Ruang TV

Seruni menonton perdebatan yang di tayangkan secara live itu, matanya berkaca-kaca penuh haru, betapa dia melihat Grasto begitu gigih memperjuangkan nasib teman-temannya yang tidak seberuntung dia, begitu bangganya dia pada Grasto, laki-laki pujaannya, yang dicintainya sepenuh hati, selalu keraguan menyelinap dilubuk hatinya, apakah ia memang pantas mendampingi laki-laki hebat ini.
Seruni tertidur di sofa depan tv, sementara tv tidak lagi menayangkan sidang paripurna tersebut, seruni yang begitu cantik, lelap tertidur dalam kesendiriannya, dalam penantiannya. Dering handphone Seruni membangunkannya…
“Sayang….kamu siap-siap ya…ntar jam 7 malam aku jemput…aku sudah selesai sidangnya…”
“Ya mas…aku juga liat kamu tadi di Tv…aku senang banget mas…aku terharu…”
“Ya memang…aku harus lakukan itu runi…dan itu sebuah keharusan…bukan karena karena kamu…”
“aku ngerti mas…yaudah aku mandi dulu ya…mas gak mandi disini aja…”
“Gak usah runi…ntar jadi fitnah lagi….kamu juga yang repot…”
********
Exterior/Nigth: Roof Top Cafe

Grasto sudah mempersiapkan sebuah tempat yang spesial, untuk Candle Ligth Dinner-nya dengan Seruni, sebuah cafe yang ditata khusus, diatas sebuah puncak gedung yang panoramanya gedung-gedung di Metropolitan Jakarta, sebuah tempat yang sangat romantis dan terbuka. Di cafe itu tidak ada tamu-tamu yang lain kecuali Grasto dan Seruni.

Dengan Gaun malamnya, Seruni cantik luar biasa, seperti Pretty Woman yang sedang dijamu makan malam oleh kekasihnya, cafe yang ditata serba putih, Seruni duduk dimeja paling tengah, dengan gaun malam berwarna merah, Grasto masuk membawa tiga orang pemusik akustik, lagu pretty womanpun mengalir mengiringi makan malam mereka berdua.

“Mas…malam ini…lagi-lagi aku tersanjung…aku benar-benar terharu…kamu selalu kasih aku kejutan” mata seruni berkaca-kaca…tapi bibirnya penuh senyuman, cantik luar biasa diamalam ini, Grasto hanya bisa bergumam dalam hati..

“Runi….aku cuma mau bilang lewat semua ini…bahwa kamu itu wanita yang istimewa…dan kamu patut menerima keistimewaan ini…”
“Tapi mas….apa aku pantas menerima semua ini….aku ini siapa…”
“Kamu adalah wanita yang sangat spesial dihatiku runi….” grasto langsung memotong pembicaraan runi, Seruni hanya diam terharu, dia seakan gak percaya pada kenyataan yang ada.

“Ada satu kejutan lagi yang ingin aku tunjukkan sama kamu runi…” Grasto mengeluarkan sebuah kotak kecil yang sudah diikat dengan pita berwarna pink.

“Ambillah ini…dan bukalah…ini kado spesial buat kamu, sudah lama aku siapkan ini…” Grasto mengambil tangan seruni, dan meletakkan kotak tersebut dalam genggaman tangan seruni, pelan-pelan seruni membuka kotak tersebut, seruni kaget…dia terdiam…

“Apa maksudnya ini mas…kenapa mas terus membuat aku tersanjung…aku takut menerima ini mas…”
“Kenapa runi…ini mobil aku beli memang untuk aku hadiahkan sama kamu…kamu butuh ini runi…kamu bisa jalan-jalan sama  teman-teman kamu, agar kamu tidak kesepian…”

“Itulah yang aku takutkan mas….kamukan tahu siapa teman-teman aku itu…biarlah aku hanya dirumah,banyak hal yang bisa aku lakukan…”

“Kamu gak mau pakaipun mobil itu gak masalah runi…yang penting mobil itu sudah milik kamu…”

“Mas…aku punya kamu aja sudah bahagia banget…aku gak ingin hal-hal yang berlebihan…aku sudah biasa hidup gak punya apa-apa…”

Grasto terdiam juga terharu melihat kenyataan tersebut, seruni tidak hanya cantik…hatinya juga cantik luar biasa, Grasto mendekati Seruni dan memeluknya dengan penuh kasih sayang, sementara pemusik terus mengalunkan lagu-lagu yang romantis, Grasto terus memluk seruni dan mengajaknya berdansa.

Bersambung

Namaku Katini..




Namaku memanglah Kartini, tapi nasibku tidaklah sebaik RA Kartini yang aku kagumi itu, padahal sewaktu kecil aku ingin sekali menjadi seorang Kartini..karena menyandang nama Kartini, aku harus memiliki kepribadian seperti Kartini, tapi takdirku berkata lain..aku ternista oleh ayah kandungku sendiri, aku menjadi wanita simpanan ayahku sendiri.

Berawal dari kepergian Ibu untuk menjadi TKW disebuah negara yang makmur, bagi kami kepergian ibu adalah sebuah harapan akan perubahan hidup, namun kepergian ibu ini pula menjadi awal musibah bagi diriku. Aku tidak pernah berpikir kalau suatu saat aku akan menerima perlakuan buruk oleh ayah kandungku yang bejat itu.

Tiga bulan setelah kepergian Ibu, ayah mulai memperlihatkan kelakuan yang aneh terhadapku, berkali-kali ayah mengajakku untuk tidur satu kamar dengannya, dengan alasan karena tidak tega melihatku tidur satu ranjang yang sempit dengan tiga orang adikku, tapi permintaannya selalu aku tolak secara halus. Namun pada malam yang naas, aku diseret ayah kekamarnya dan aku di pukuli sehingga aku pingsan.

Keesokan harinya saat aku terbangun, aku kaget karena aku dalam keadaan tanpa busana, dan disampingku ayah juga begitu..ingin aku berteriak saat itu, aku hanya teringat saat ayah memukulku, aku sangat terpukul dengan semua keadaan itu. Sejak saat itu bayangan suram masa depanku sudah mulai terlihat, aku selalu diawasi ayah..aku tidak dikasih untuk sekolah lagi, sehari-hariku hanya memuaskan nafsu ayah..aku tak berdaya.

Semua peristiwa yang aku alami, aku tulis dalam sebuah buku..ya buku itulah yang menjadi tempat aku mencurahkan semua isi hati, aku sudah sangat muak dengan semua kondisi yang ada. Ayah yang sehari-hari tidak bekerja, hanya hidup dari uang kiriman Ibu..Aku merasa bersalah sama ibu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Satu bulan setelah Malam Jahanam itu, aku merasakan sesuatu yang aneh dengan dengan tubuhku, aku sering sekali muntah-muntah, mengetahui hal itu, ayah mulai cemas, aku pikir dia akan menghentikan perbuatan laknatnya padaku, namun ternyata tidak, ayah mengasingkanku kerumah kontrakan yang cukup jauh dari rumah kami, karena ayah kuatir tetangga pada tahu kalau aku hamil.

Dirumah kontrakan ini aku hidup sendirian, pintu bisa terbuka hanya saat ayah datang saja, selebihnya aku terkurung dirumah kontrakan tersebut, semua pintu dikunci dari luar, kalau pun keluar dari kontrakan, hanya saat aku mau periksa kandungan yang semakin hari semakin membesar, itu pun didampingi ayah. Hidup ku selalu dalam pengawasannya, aku benar-benar sudah seperti wanita simpanan ayah.

Suatu hari aku dikagetkan dengan kedatangan Ibu dikontrakan, ibu datang bersama ayah..begitu melihatku, ibu langsung menangis..aku berusaha untuk sujud dikaki ibu, tapi ibu langsung memelukku:
"Kamu gak perlu bersujud nak..ibu sudah tahu semua apa yang telah kamu alami..ibu sudah baca semua apa yang kamu tuliskan dalam buku itu.."

Sungguh semua diluar dugaanku, aku pikir ibu akan marah besar padaku, tapi sebaliknya..dengan penuh penyesalan mengatakan padaku, bahwa sangat menyesal sudah meninggalkanku hanya untuk menjadi TKW, tapi semua sudah terjadi. Selama kehamilanku, ibu selalu merawatku, ibupun memutuskan untuk berpisah sama ayah, dengan sisa-sisa uang yang dia miliki, ibu pun membuka usaha warung nasi, sehingga tidak lagi menjadi TKW diluar negeri.

Inilah sekelumit kisah Kartini yang bukan RA Kartini, yang banyak terjadi disekitar kita, semoga saja kisah ini bisa diambil hikmah dan manfaatnya. Kisah ini hanyalah fiksi belaka, kalau ada kemiripan baik cerita mau pun nama tokohnya, bukanlah sesuatu yang disengaja, ini hanyalah kisah rekaan berdasarkan peristiwa nyata.