Jasa Bung Karno pada Arab Saudi




"Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang banyak memberikan manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain"

Orang besar selalu berpikir besar dan jauh kedepan, dan Bung Karno dapatlah dikatakan seperti itu. Jasanya terhadap Arab Saudi dan Umat Muslim dari berbagai penjuru dunia yang menunaikan ibadah haji, sangat merasakan manfaat dari teduhnya pohon-pohon yang ada di Padang Arafah sekarang ini. Siapa yang tahu kalau pohon-pohon tesebut ditanam atas dasar gagasan Bung karno. Padang Arafah yang tandus dan gersang itu sekarang ini sudah menjadi Hijau Royo-royo.

Pada saat saya melakukan perjalanan Ibadah Umroh Ketanah Suci Mekah pada bulan Juni 2011 lalu, saya dan rombongan peserta Umroh sempat dibawa berkeliling Kota Mekah, karena Umroh tidak ada pelaksanaan Wukuff di Padang Arafah, maka kami hanya melintas dan melihat dari kejauhan Keindahan Padang Arafah. Sungguh diluar dugaan saya, karena bayangan saya padang Arafah itu adalah padang tandus yang gersang, tapi kenyataannya tidaklah demikian.

Memang sungguh pantas kalau Padang Arafah tersebut bukan dikatakan Padang, lebih tepatnya dikatakan Taman Arafah, karena kondisi Padang Arafah saat ini, bahkan sejak bertahun-tahun sudah tidak lagi tandus dan gersang. Menurut pemandu Rombongan, pohon-pohon yang ada dipadang Arafah tersebut merupakan prakarsa Bung Karno, makanya pohon tersebut dinamakan "Pohon Soekarno." Ide menghijaukan Padang Arafah muncul saat beliau sedang wukuf  ketika menunaikan ibadah haji pada awal tahun 1960-an.

Padang Arafah yang setiap musim haji menjadi lokasi berkumpulnya dua hingga tiga juta jamaah haji dunia saat melaksanakan wukuf, dikenal memiliki suhu udara yang sangat panas. Dengan suhu sekitar 38-42 derajat celcius saat musim panas, tak pelak jamaah yang sedang wukuf di situ akan merasa kepanasan yang menyengat sehingga tidak sedikit yang cepat keletihan saat berada di situ.

Padang Arafah yang terletak lebih dari 20 kilometer dari pusat kota Mekkah, Arab Saudi, memang bukan lagi padang tandus, pasir berbatu-batu. Kawasan itu telah hijau royo-royo. Dari Jabal Rahmah, pemandangan menghijau tampak di kawasan itu. Meski hanya ada satu jenis pohon yang tumbuh.

Berkat perawatan dan pengembangan yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi, pohon soekarno saat ini tidak hanya tumbuh di Arafah. Di sejumlah kota, seperti Madinah dan Mekkah, pohon ini tumbuh tersebar di pelosok kota. Di kawasan Syariq Mansyur, Mekkah, misalnya, di sejumlah halaman gedung terdapat pohon-pohon mindi yang tumbuh lebih dari enam meter.

Di jalan-jalan utama kota suci itu, pohon soekarno bahkan telah menjadi pohon penghias jalan. Beberapa tahun lagi, pohon-pohon itu tentu akan menyejukkan para pemakai jalan. Konon kabarnya, untuk menata pertamanan di Kota Suci mekah ini, pemerintaha Arab Saudi meminta bantuan tenaga pertamanan dari indonesia.

Keterangan yang diberikan pemandu perjalanan tersebut diatas sama seperti yang dikatakan Pengamat kehutanan dan lingkungan, Transtoto Handadhari, dalam artikelnya (Kompas, 24 Maret 2001), menyebutkan, pohon setinggi empat meter hingga enam meter, yang kini tumbuh di Arafah adalah jenis pohon mindi (melia azedarah). Pohon ini di Arab Saudi dikenal dengan nama ”pohon soekarno”.

Sebagai orang berpengaruh di kawasan negara-negara nonblok Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan yang berpengaruh di kerajaan Arab Saudi, yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.
Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini.
Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota Arab Saudi, baik di Mekah, Madinah, maupun Jedah.

Sumber tulisan :
Illustrasi : Foto Wordpress


Tidak ada komentar:

Posting Komentar