Namaku memanglah Kartini,
tapi nasibku tidaklah sebaik RA Kartini yang aku kagumi itu, padahal sewaktu
kecil aku ingin sekali menjadi seorang Kartini..karena menyandang nama Kartini,
aku harus memiliki kepribadian seperti Kartini, tapi takdirku berkata lain..aku
ternista oleh ayah kandungku sendiri, aku menjadi wanita simpanan ayahku
sendiri.
Berawal dari kepergian Ibu
untuk menjadi TKW disebuah negara yang makmur, bagi kami kepergian ibu adalah
sebuah harapan akan perubahan hidup, namun kepergian ibu ini pula menjadi awal
musibah bagi diriku. Aku tidak pernah berpikir kalau suatu saat aku akan
menerima perlakuan buruk oleh ayah kandungku yang bejat itu.
Tiga bulan setelah kepergian
Ibu, ayah mulai memperlihatkan kelakuan yang aneh terhadapku, berkali-kali ayah
mengajakku untuk tidur satu kamar dengannya, dengan alasan karena tidak tega
melihatku tidur satu ranjang yang sempit dengan tiga orang adikku, tapi
permintaannya selalu aku tolak secara halus. Namun pada malam yang naas, aku
diseret ayah kekamarnya dan aku di pukuli sehingga aku pingsan.
Keesokan harinya saat aku
terbangun, aku kaget karena aku dalam keadaan tanpa busana, dan disampingku
ayah juga begitu..ingin aku berteriak saat itu, aku hanya teringat saat ayah
memukulku, aku sangat terpukul dengan semua keadaan itu. Sejak saat itu
bayangan suram masa depanku sudah mulai terlihat, aku selalu diawasi ayah..aku
tidak dikasih untuk sekolah lagi, sehari-hariku hanya memuaskan nafsu ayah..aku
tak berdaya.
Semua peristiwa yang aku
alami, aku tulis dalam sebuah buku..ya buku itulah yang menjadi tempat aku
mencurahkan semua isi hati, aku sudah sangat muak dengan semua kondisi yang
ada. Ayah yang sehari-hari tidak bekerja, hanya hidup dari uang kiriman
Ibu..Aku merasa bersalah sama ibu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Satu bulan setelah Malam
Jahanam itu, aku merasakan sesuatu yang aneh dengan dengan tubuhku, aku sering
sekali muntah-muntah, mengetahui hal itu, ayah mulai cemas, aku pikir dia akan
menghentikan perbuatan laknatnya padaku, namun ternyata tidak, ayah mengasingkanku
kerumah kontrakan yang cukup jauh dari rumah kami, karena ayah kuatir tetangga
pada tahu kalau aku hamil.
Dirumah kontrakan ini aku
hidup sendirian, pintu bisa terbuka hanya saat ayah datang saja, selebihnya aku
terkurung dirumah kontrakan tersebut, semua pintu dikunci dari luar, kalau pun
keluar dari kontrakan, hanya saat aku mau periksa kandungan yang semakin hari
semakin membesar, itu pun didampingi ayah. Hidup ku selalu dalam pengawasannya,
aku benar-benar sudah seperti wanita simpanan ayah.
Suatu hari aku dikagetkan
dengan kedatangan Ibu dikontrakan, ibu datang bersama ayah..begitu melihatku,
ibu langsung menangis..aku berusaha untuk sujud dikaki ibu, tapi ibu langsung
memelukku:
"Kamu gak perlu bersujud
nak..ibu sudah tahu semua apa yang telah kamu alami..ibu sudah baca semua apa
yang kamu tuliskan dalam buku itu.."
Sungguh semua diluar
dugaanku, aku pikir ibu akan marah besar padaku, tapi sebaliknya..dengan penuh
penyesalan mengatakan padaku, bahwa sangat menyesal sudah meninggalkanku hanya
untuk menjadi TKW, tapi semua sudah terjadi. Selama kehamilanku, ibu selalu
merawatku, ibupun memutuskan untuk berpisah sama ayah, dengan sisa-sisa uang
yang dia miliki, ibu pun membuka usaha warung nasi, sehingga tidak lagi menjadi
TKW diluar negeri.
Inilah sekelumit kisah
Kartini yang bukan RA Kartini, yang banyak terjadi disekitar kita, semoga saja
kisah ini bisa diambil hikmah dan manfaatnya. Kisah ini hanyalah fiksi belaka,
kalau ada kemiripan baik cerita mau pun nama tokohnya, bukanlah sesuatu yang
disengaja, ini hanyalah kisah rekaan berdasarkan peristiwa nyata.
Salam Mas Aji..
BalasHapusnah yang salah MUI kok enggak di fatwakan HARAM saja,TKW yang masih bersuami .
Bekerja TKW bagi yang bersuami,memang sangat banyak potensi untuk hidup hancur,salah satunya seperti yang di gambarkan di cerpen Mas ini.
semoga seha selalu mas,saya tunggu di kompasiana..jarang masuk ya mas..?
tapi tak masalah saya sudah tahu alamat pribadi Mas Aji di sini.
Juga mbak Della Ana salam semuanya.
Aang Suherman
Ya mas Aang....istri meninggalkan keluarga untuk bekerja keluar negeri itu banyak sekali mudharatnya...salah satunya seperti cerita ini...kalao yang ditinggalkan tahu diri dan bertanggung jawab ya ga papa...tapi kalo suaminya pemalas ya berbahaya....
BalasHapusYa mas Aang tdk seaktif sebelumnya...saya juga gak tahu jadi malas lama-lama...adminnya sangat diskriminatif...mungkin karena saya terlalu kritis terhadap mereka...hehehehehehehe
Alhamdulillah sehat mas...semoga mas Aang juga gitu...
Terima kasih mas Aang...