Sebuah poster yang diterbitkan oleh Komite Indonesia 2014, sangat sejalan dengan pemikiran yang saya tuangkan dalam Puisi yang pernah saya posting di Kompasiana satu bulan yang lalu. Poster ini memberikan pesan yang sama dengan puisi saya, agar kita lebih hati-hati dalam memilih, baik dalam Pemilu Legislatif maupun Pemilu Eksekutif. "Jangan Pilih Kucing Dalam Karung." Pesan yang disampaikan oleh poster ini sangatlah pas dengan kondisi sekarang ini. Selama ini sepertinya kita selalu salah dalam memilih, terutama pada Pemilu Legislatif, kita tidak pernah tahu siapa yang kita pilih sebenarnya. Sekalipun kita tahu/kenal orangnya, tapi sesungguhnya kita tidak kenal seperti apa karakter dan pribadi orang yang kita pilih.
Seperti yang pernah saya tuliskan dalam puisi saya yang berjudul "Kucing Dalam Karung" dibawah ini:
Oleh: Ajinatha | 09 April 2011 |
Setiap saat kita dihadapkan
Pada sebuah pilihan yang tidak perlu
Kita pilih, tapi bukanlah pilihan
Yang sulit, tapi juga tidak mudah
Menjadi mudah kalau kita
Tidak memilih
Memilih sesuatu yang tidak
Terlihat, namun harus memilih
Karena keharusan konstitusional
Sama halnya dengan
Memilih kucing dalam karung
Itulah yang selalu kita hadapi
Situasi ini tidak akan berubah
Kalau tidak ada keinginan
Untuk merubahnya, tapi
Merubahnya bukanlah hal
Yang mudah, tapi tidak juga
Berarti sulit
Kita pemilik kebebasan
Pemilik setiap pilihan
Tidak satupun yang dapat
Memaksakan keinginannya
Merampas kemerdekaan kita
Dalam menentukan pilihan
Cuma ada dua pilihan
Memilih atau tidak memilih
Ada kesamaan visi dan misi antara poster tersebut diatas dengan puisi saya, rendahnya tingkat kepercayaan terhadap Partai Politik juga pada Anggota Legislatif, membuat kita menjadi skeptis terhadap Pemilu (Pesta Demokrasi), bahkan cenderung untuk apriori terhadap pelaksanaan Pemilu. Karena pola pendekatan Partai Politik yang cenderung mengumbar janji di saat perlu, dan melupakan konstituen setelah Pemilu.
Apakah Pemilu 2014 yang akan datang masih disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Indonesia secara umum ? Ya kita lihat saja bagaimana sikap masyarakat menghadapi Pemilu 2014 nanti.
Jakarta, 4 Mei 2011
Salam
A j i n a t h a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar