Menjadi Pribadi yang Sabar dan Ikhlas




Dalam hidup ini sangat dibutuhkan kearifan dalam menerima semua keadaan, dan itu memang tidaklah mudah, kearifan dalam berpikir dan bertindak datangnya dari kebersihan jiwa yang bersumber dari hati. Kadang sering kita dihadapkan pada perlakuan yang tidak adil, baik itu oleh orang tua sendiri, oleh atasan atau juga teman dalam sebuah komunitas. Bahkan ketidakadilan dari penguasa yang berwenang akan lebih terasa.

Tentunya disinilah dibutuhkan sikap dan kearifan dalam menerimanya. Berpikir positif adalah salah satu cara untuk berlapang dada dalam menerima keadaan tersebut, sebaliknya keluh kesah malah akan membuat kita semakin terpuruk dalam perasaan. Bersikap optimis agar keadaan tersebut cepat terkendali, adalah juga merupakan cara untuk menjauhkan diri dari keputus asaan dan rasa frustasi.

Sebagai mahluk sosial yang berintegrasi dan berinteraksi antar sesama dalam sebuah komunitas masyarakat yang majemuk, sering kita terjebak pada ego pribadi, sehingga kita lebih ingin orang lain memahami diri kita ketimbang kita memahami orang lain, kadang juga asyik dengan diri sendiri sehingga tidak peduli dengan keadaan disekitar kita. Hal-hal seperti inilah yang sering menyebabkan kita pada akhirnya bersinggungan antara satu dengan yang lainnya.

Membangun kearifan adalah upaya untuk menumbuhkan sikap bijak dan berjiwa besar, melatih diri dalam kesabaran, juga melatih diri untuk senantiasa bersifat ikhlas dalam menerima keadaan. Tapi semua ini tentunya dibarengi dengan ketaatan dan keyakinan pada Sang Maha Penguasa dan Maha berkehendak. Penyerahan diri dengan ketaqwaan bukanlah sekedar kepasrahan.

Jiwa yang senantiasa ikhlas adalah jiwa yang penuh kekuatan dan tidak mudah rapuh karena keadaan, adalah jiwa yang penuh kearifan dan ketaqwaan. Sangat sadar akan kelemahan dan kekuatannya, selalu melihat kedalam diri dan bercermin pada kebenaran yang di digariskan-Nya.

Tulisan ini sebetulnya merupakan upaya saya untuk instropeksi diri, terhadap segala kelemahan dan kekuarangan saya selama ini, cuma saya berpikir ada juga baiknya kalau saya berbagi dengan teman-teman. Tulisan ini merupakan sebuah perenungan selama ini, yang terus menerus saya kaji, agar saya bisa mengkoreksi diri sendiri.

Illustrasi by : http://funkytridoretta.files.wordpress.com/2011/09/ikhlas.jpg

5 komentar: