"Di Timur Matahari," Obsesi pada Damainya Papua




Konsistensi pasangan suami isteri, Ari Sihasale (Ale)  dan Nia Zukarnain, yang juga merupakan pasangan Sutradara dan Produser, dalam menggarap film yang mengemas pesan Edukasi dan Nasionalisme,  patutlah diacungkan jempol. Disaat petinggi negeri ini disibukkan dengan berbagai permasalahan di papua, pasangan ini justeru melahirkan sebuah karya nyata tentang Obsesi mereka tentang betapa indah dan damainya Papua.
foto : www.21cineplex.com
foto : www.21cineplex.com
Sejak awal pasangan ini sangat concern mengangkat tema kemanusiaan dan pendidikan, dan menjual pesona keindahan Alam indonesia. Alam Papua selalu dikagumi pasangan ini, seperti pada produksi perdananya Alenia Pictures “Denias,” yang mengambil setting kehidupan dan peradaban di Papua, padahal sekarang ini Papua diberitakan sebagai daerah yang jauh dari rasa Aman.

Keberanian pasangan ini melawan arus komersialisasi dengan mengusung tema-tema pendidikan dan kemanusiaan patutlah diapresiasi. Sedikit sekali produser film Indonesia yang berani berspekulasi terhadap tema-tema seperti ini. Dengan investasi yang juga tidak kecil, tentunya idealisme diyakini mampu memberikan kepuasan melebihi keuntungan secara materi. Tapi pada kenyataannya film-film yang dibuat pasangan ini cukup mendapat apresiasi khalayak penonton film Indonesia.

Pada produksinya yang keenam ini, Rumah produksi Alenia Pictures, kini kembali mengangkat pola kehidupan di wilayah Papua lewat film terbarunya yang berjudul “Di Timur Matahari.” Film tersebut menceritakan tentang pentingnya arti pendidikan dan kedamaian untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Seperti diketahui, Alenia Pictures pernah memiliki pengalaman melakukan syuting di Papua pada tahun 2006 lewat film yang berjudul Denias. Namun, Ari Sihasale dan Nia Sihasale Zulkarnaen selaku produser menyatakan, kalau film Di Timur Matahari memiliki pesan yang berbeda yaitu perdamaian.

“Kita kembali ke Papua untu membawa pesan damai. Papua juga Indonesia dan mereka juga cinta damai. Kalau ingin tahu tentang Papua ya kita harus kesana, ini adalah usaha kita untuk memotret kehidupan disana. Kalau bukan kita, bukan sekarang, ya kapan lagi,” ujar Nia Sihasale Zulkarnaen saat jumpa pers film Di Timur Matahari di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan. (11/6).

Obsesi tentang perdamaian di Papua yang dituangkan Ale dan Nia kedalam media Gambar bergerak ini tentunya merupakan sebuah harapan, yang juga bukan hanya harapan Ale dan Nia, tapi juga harapan kita semua. gejolak di papua akhir-akhir ini sama sekali tidak digambarkan oleh Ale dan Nia. Ale dan Nia hanya ingin memperlihatkan betapa Indahnya Alam Papua yang merupakan bagian dari keindahan Alam Indonesia. Pesan film ini mestinya menyadarkan para petinggi negeri ini, betapa pentingnya menjaga perdamaian dan kedamaian di Papua.

Film yang mengambil lokasi di distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, Papua ini, sengaja dibuat sebagai layar lebar keluarga untuk mengisi masa liburan sekolah. Meskipun film tersebut aman untuk ditonton anak-anak, Ari Sihasale menyarankan agar mereka tetap mendapat bimbingan dari para orang tua.

Kata “Di Timur Matahari ” ini saja sudah sarat dengan pesan tentang secercah harapan terbitnya Matahari di Timur Indonesia, yang berharap Di Timur ini akan terbit perdamaian dan kedamaian untuk menyonsong masa depan wilayah Timur Indonesia yang berkemajuan, dan tidak lagi menjadi negeri yang tertinggal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar