Sebagai Ketua Umum Terpilih secara sah seharusnya Anas Urbaningrum lebih menentukan garis kebijakan partai, tapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Anas hanya terasa sebagai pelaksana harian partai bukanlah penentu kebijakan di Partai Demokrat (PD). Sebaliknya, SBY sebagai Ketua Dewan Penasehat PD lebih dominan keberadaannya ketimbang Anas sendiri.
Dalam pandangan awam saya, fungsi dewan penasehat itu hanyalah sebatas memberikan pandangan bukanlah ikut menentukan garis kebijakan partai. Sangat terlihat jelas, ketika PD di hadapi berbagai masalah akhir-akhir ini, yang lebih banyak tampil menghadapi media malah SBY, bukanlah Anas Urbaningrum sang Ketua Umum, apakah PD itu secara manajemen sama dengan sebuah perusahaan, sehingga Anas hanya berfungsi sebagai General Manager dan SBY sebagai Presiden Direkturnya. Terkesan dari luar, PD itu seperti partai milik Pribadi SBY, bahkan lebih dari itu. PD terkesan seperti sebuah Dinasty kerajaan yang berlebel Partai.
Dalam proses perjalanannya, dominasi SBY terhadap partai ini membuat Ketum PD gamang mau mengambil setiap kebijakan, sama halnya Golkar di era Soeharto. Golkar sangat identik dengan Soeharto, begitu juga Demokrat, sangat identik dengan SBY. Cikeas seakan-akan menjadi sekretariat resminya Demokrat, sehingga setiap ada rapat maupun konsolidasi partai, selalu di lakukan di Cikeas, bahkan kita tidak pernah tahu dimana Kantor Partai Demokrat, seperti halnya kantor-kantor partai lainnya.
Sibuknya SBY mengurusi PD sangat terkesan SBY lah penguasa PD, dan bahkan nama SBY lebih terpopuler oleh kesibukannya di PD ketimbang oleh Jabatannya sebagai presiden. Sehingga ketika Demokrat gonjang ganjing, SBY pun ikut tergoncang. Apa yang menyebabkan SBY begitu antusiasnya mengurusi Demokrat, sehingga fungsi Ketua Umum terasa terabaikan. Sudah seharusnya SBY lebih fokus mengurusi negara dan bangsa, sebagaimana di harapkan oleh banyak pengamat dan para cerdik cendikia negeri ini. Adakah SBY mendengarkan semua keinginan itu ? Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar