Aku, Suamiku dan Sex #1




Sering persoalan ketidak harmonisan sebuah rumah tangga disebabkan hanya karena sex, ini yang banyak dialami oleh pasangan yang secara ekonomi sudah tergolong mapan, namun intensitas kebersamaan sudah agak berkurang, seperti yang dialami oleh Jenny (nama samaran), seorang wanita karir berusia 34 tahun, jenny sukses secara karir dan ekonomi. Suami Frans (Juga nama samaran), seorang eksekutif muda berusia 36 tahun, pemimpin sebuah perusahaan Advertising, mereka mempunyai sepasang anak ruth (13 th) dan Fano (10 th).

Mereka adalah sepasang suami isteri yang tergolong sibuk, karena kesibukan masing-masing sehingga intensitas pertemuan keduanya sangatlah kurang, kadang-kadang hanya untuk makan siang berdua saja susah ketemunya, komunikasi juga hanya melalui BBM (Black Berry Messager), Frans selaku pemimpin perusahaan sebetulnya tidaklah terlalu sibuk banget, karena semua proses kegiatan perusahaannya sudah ditangai oleh tenaga-tenaga yang profesional, frans hanya approval saja setiap materi yang harus dipresentasikan ke client.

Diam-diam Frans menjalin hubungan affair dengan seorang client-nya, sebut saja namanya melani, melani seorang wanita lajang, pemilik sebuah perusahaan kosmetik, dan merupakan client utamanya perusahaan Frans, dimata Melani Frans adalah sosok pria yang Romantis, dan secara fisik Frans cukuplah ganteng dan elegant.

Melani dan Frans sering melakukan kencan diluar kota, mereka memanfaatkan waktu ketika shooting iklan produk perusahaan Melani, yang kebetulan shootingnya selalu diluar kota, karena seringnya Frans kencan dengan Melani, sehingga Frans sudah kehilangan mood untuk bercinta dengan isterinya Jenny, Frans sudah kehilangan kehangatan terhadap Jenny, Jennypun demikian, untuk memenuhi kebutuhan sexualnya Jenny mengontrak seorang Gigolo, karena memang kesibukannya sebagai sekretaris direksi perusahaan asing, sehingga Jenny hanya memanfaatkan waktu makan siangnya untuk kencan dengan gigolonya.

Pada suatu kesempatan libur, jenny dan Frans serta dua anak mereka, pergi berlibur ke Bandung, mereka mengabiskan waktu bercengkrama bersama anak-anak mereka, terlihat sekali satu sama lain seperti kurang begitu harmonis, Frans dan Jenny sebetulnya sudah merasakan ketidak harmonisan tersebut, masing-masing punya perasaan bersalah terhadap pasangannya, ada keinginan untuk memperbaikinya, ketika anak-anak sedang bermain ditempat mereka berlibur, Frans mencoba membuka pembicaraan ;

“Jen..aku mau ngomong sesuatu tentang rumah tangga kita..”
Jenny aga kaget juga, dia menduga jangan-jangan Frans sudah tahu tentang hubungannya dengan gigolo peliharaannya..
“Ada apa Frans..sepertinya serius banget “
” Aku ingin kamu berhenti bekerja..karena aku pikir usaha aku sudah cukup kok kalau cuma untuk mensejahterakan kamu dan anak-anak”
“Aku tidak bisa Frans..aku ini bukanlah perempuan rumahan..aku ini wanita karir frans..kalau aku cuma dirumah, bisa-bisa aku stres..”
“Plis jen..demi anak-anak bukan demi aku..” Pinta Frans dengan penuh harap,
“Frans..kenapa ini baru kita komunikasikan sekarang..dan kenapa baru sekarang kamu persoalkan”
“Karena memang diawal pernikahan..kita tidak ada komitmen apa-apa..aku hanya ingin agar kita harmonis jen..kehidupan kita normal seperti keluarga-keluarga yang pada umumnya..”
“Apa yang tidak normal dari kehidupan kita..apa Frans ? Hanya sex yang tidak normal…yang lain biasa aja..kapan kamu punya waktu untuk memenuhi kewjiban kamu sebagai suami..”
Frans benar-benar terpojok oleh jawaban jenny, karena untuk yang satu hal ini frans benar-benar merasa tidak mampu memenuhinya,
“Tapi jen..kehidupan kitakan tidak melulu harus sex..aku tahu sex itu suatu kebutuhan..”
“Tapi aku butuh itu dari kamu frans..dan aku minta jangan kamu anggap sepele maslah itu..”
“Ya oke…aku akan penuhi permintaan kamu..tapi tolong kamu juga sediakan waktu untuk itu…kamu tahukan selama ini kita tidak pernah ada waktu untuk itu”

Puncaknya dari pertengkaran mereka, akhirnya mereka melakukan hubungan yang selama ini hampir sudah tidak pernah mereka lakukan lagi, tetap saja mereka masing-masing tidak mendapatkan kenikmatan seperti yang mereka harapkan, apakah karena mereka sudah menemukan kenikmatan tersebut diluar, sehingga kenikmatan hubungan suami isteri yang begitu sakral tak lagi bisa mereka nikmati.

Bersambung….

illustrasi by google images

Tidak ada komentar:

Posting Komentar