Dahlan Iskan Di Obok-Obok DPR



Sudah menjadi karakteristik orang-orang disenayan (Anggota DPR), kalau ada kepentingannya yang terhalangi oleh eksekutif yang tidak bisa diajak kompromi, maka mulailah kebijakan eksekutif tersebut di obok-obok lewat hak Interpelasi, sepertinya tidak suka kalau ada seorang pemimpin yang berprestasi dan memiliki integritas, apa lagi melihat kalau ada seorang pemimpin yang prestasinya selalu menjadi pembicaraan masyarakat, maka akan dicari-cari kesalahannya, kalau perlu digoyang kedudukannya.

Kebijakan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, dalam memangkas Birokrasi, dianggap Orang-orang senayan telah melanggar konstitusi, ini dalih yang sangat PICIK dalam meilhat sebuah persoalan, bukannya dilihat sisi efektifitasnya tapi malah mencari-cari kesalahan yang dikaitkan dengan ketentuan dan perundang-undangan. Jelas ini cara berpikir yang sangat Katrok dan sok mempunyai wewenang.

Dulu Sri Mulyani yang di Hoyok-hoyok, lalu akhirnya lengser dari jabatannya, dan orang-orang senayan itu tertawa gembira, karena gak ada lagi pejabat yang bisa menghalangi niat buruk mereka terhadap negara ini. Sekarang Gilirannya Dahlan Iskan yang ingin digoyang lewat interplasi. Boleh saja politisi itu berdalih tidak untuk mengancam eksistensi Dahlan Iskan, tapi pada akhirnya tujuannya juga kearah sana, karena Dahlan Iskan sangat mungkin di jagokan menjadi RI 1.

Kalau orang-orang senayan itu hanya bisa berpolitik untuk menjatuhkan lawan, preman jalanan juga bisa duduk di parlemen, tidak perlu kita memilih orang-orang yang memakai embel-embel titel kesarjaanan dibelakang namanya, tapi prilakunya sama saja dengan para preman jalanan.

Padahal preman jalanan terkadang masih mempunyai rasa kemanusiaan terhadap lawannya, dan bahkan memiliki jiwa dan sportifitas yang tinggi, tapi kenapa orang-orang yang duduk disenayan itu setiap harinya berprilaku dan bertindak dengan standar moral yang lebih dibawah preman jalanan ya..

Hiruk pikuk diruang sidang layaknya anak TK yang sedang rebutan Kue, hanya saja bedanya yang ini memperebutkan kursi, selalu jatah kursi disenayan yang diperhitungkan mereka, nasib rakyat tidaklah mereka pikirkan. Bisa jadi setelah Dahlan Iskan yang mereka interplasi, nanati-nanti bisa saja Jokowi atau siapa saja pemimpin yang berprestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar