Kebenaran dan "Realitas Hidup"



Kebenaran semakin lama semakin absurd, karena kebenaran yang dipakai atas dasar kekuasaan, yang benar bisa saja menjadi salah, sementara yang salah dibenarkan. Nilai-nilai kebenaran yang hakiki sudah banyak ditinggalkan, kebenaran dan kepalsuan berjalan dengan bergandengan tangan.

Benar menurut kita belum tentu benar bagi orang lain, karena kebenaran itu sifatnya relatif. Penilaian berdasarkan kepentingan pribadi sangatlah bersifat subjektif, sangat sulit mencari kebenaran dalam takaran universal, karena sudah hampir tidak ada.

Banyak orang menilai kebaikan orang itu hanya karena seseorang tersebut suka memberi, padahal tidak semua memberi itu dibarengi ketulusan, maka nilailah kebaikan itu dari sikap dan prilaku seseorang bukan dalam waktu yang singkat, dan jangan nilai ucapannya sebagai kebaikan, tapi ambilah hal-hal yang baik dari yang diucapkannya.

 Jangan pernah menghakimi seseorang atas kesalahan yang belum tentu dia lakukan, tapi lihatlah kesalahan tersebut untuk mencari kebenaran yang lain, karena tidak jarang kesalahan yang terlihat dipermukaan itu hanya untuk menutupi kebenaran yang sesungguhnya.

Pakaian dan Kepalsuan seringkali digunakan untuk mencari populeritas dan ketenaran, padahal semua itu adalah kebohongan yang memang sudah direncanakan, sesungguhnya hal-hal yang seperti itu tidaklah akan mencapai keabadian, karena kebohongan yang diciptakan akan melahirkan kebohongan baru dalam pencitraan.

Hidup dan berpijaklah dalam realitas yang sebenarnya, janganlah bangun istana diatas angin, karena angin tidak pernah dapat membaca, dan selalu berubah-ubah arahnya. Realitas adalah kenyataan yang sebenarnya, yang sedang kita hadapi didepan mata.

Illustrasi : http://dakwahinside.files.wordpress.com/2010/10/kebenaran1.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar