Menulis Itu Apa Sih...



Saat sekolah dasar kita diajarkan menulis, agar kita mengenal hurup dan pada akhirnya bisa membaca, dengan bisa membaca maka diharapkan kita pun bisa menulis. Lantas yang menjadi pertanyaan menulis itu apa sih makna sebenarnya, untuk apa kita harus menulis.
Seperti yang pernah saya tuliskan pada tulisan saya sebelumnya, menulis itu untuk mempertajam pikiran, maka dalam tulisan ini saya mengemukakan apa sih sebetulnya menulis itu berdasarkan pemikiran dan pengalaman saya, seperti yang saya tuangkan dibawah ini :
Menulis itu seperti halnya hidup, sebuah tahapan mengisi ruang kosong agar berisi dengan arti dan memberi arti, menorehkan jiwa, mengisi ruang agar terbaca, dan memberikan manfaat dari apa yang terbaca.
Menulis itu seperti mendaki puncak tangga yang tinggi tak berbatas, setahap demi setahap dinaiki tanpa rasa lelah, dengan rasa suka dan duka, akan berhenti ketika harus berhenti, namun akan terus naik menapaki dengan sepenuh hati.
Menulis itu kadang kala layaknya membuka warung, menjual apa yang disuka pembeli, kadang ramai dikunjungi namun tak ada yang membeli. Ada kalanya ramai dan ada kalanya sepi pembeli, tapi sudah ada yang mengunjungi pun senanglah rasanya hati.
Menulis itu layaknya pelakon dipentas sandiwara, kadang disanjung kadang pula dimaki, bagus tontonan yang diberi maka akan banyak mendapat puja dan puji, tapi saatnya pertunjukan tak berkenan dihati, maka akan mendapat caci-maki.
Menulis itu bagai mengembara keberbagai jalan, kadang berada dijalan yang ramai, namun kadang pula berjalan sendiri dijalan yang sunyi. Jalan yang ramai pun terkadang terasa sepi, tapi sebaliknya dijalan yang sunyi hati tidaklah sepi, semua sangat tergantung suasana hati.
Menulis itu ya Menulis aja..
Illustrasi : http://artmagz.info/wp-content/uploads/2012/04/menulis.gif

2 komentar:

  1. Mantap...saaya setuju, dgn ini semua...seandainya orang banyak tahu akan hal yg dianggap ini sebagai hal yg sepele tapi tdk lah mudah utk dilakukan dgn baik..!!!

    thx's...!!!

    BalasHapus
  2. Semangat tak pernah padam, Pak Aji...

    BalasHapus