Reaksi BIN terhadap Penghadangan Anas dan Ibas





Penghadangan Anas dan Ibas di Bandara Babullah Ternate, Maluku Utara Kamis (24/5/2012) siang, oleh sekelompok orang adalah merupakan insiden Internal Partai Demokrat, yang merupakan akumulasi kemelut yang berkepanjangan yang tidak terselesaikan, untung saja insiden tersebut tidak sampai mencederai rombongan Anas dan Ibas yang akan membuka Musda Partai Demokrat. Kalau melihat pernyataan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), seperti yang dilansir Vivanews.com, jelas ini memang persoalan internal partai.


“Insiden kecil ini sangat disesalkan. Peristiwa yang mengarah ke anarki ini tidak bisa ditoleransi dalam etika berorganisasi,” ujar Ibas di Manado. Atas peristiwa tersebut Ibas juga mengatakan tidak akan mentolerir, dan akan dilakukan investigasi lebih lanjut.


Sekalipun ini merupakan masalah internal partai, namun rupanya cukup banyak mengundang reaksi aparat keamanan dan Badan Intelijen, BIN yang selama ini tidak pernah kita dengar suaranya dalam memberikan reaksi atas berbagai kejadian yang berskala Nasional, dalam masalah ini pun Kepala BIN ikut memberikan pernyataan.


Seperti yang diberitakan Kompas.com : Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen Marciano Norman mengatakan, pihaknya telah mendengar insiden pengusiran dan penyerangan rombongan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro oleh kader Partai Demokrat di Bandara Babullah, Ternate, Maluku Utara, Kamis (24/5/2012) siang.


Sebagaimana kita ketahui, Anas dan Ibas hanyalah ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, dan masalah yang dialami mereka juga adalah masalah internal partai yang bukan masalah yang berskala Nasional, apakah reaksi ini sebagai bentuk dari BIN merasa kecolongan dalam mengantisipasi pengamanan "Putra Mahkota," dan itu artinya Ibas tidak saja dilihat hanya sebagai Sekjen Partai, tapi lebih kepada sebagai Edhie Baskoro Yudhoyono, anak dari Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Republik Indonesia.


Reaksi seperti ini sebetulnya pantas dilakukan oleh BIN, kalau saja reaksi seperti itu tidak melihat "Siapa" yang perlu dilindungi Intelijen, dan mestinya memang BIN juga memberikan reaksi dan mengeluarkan pernyataannya menanggapi berbagai kasus yang berskala Nasional yang banyak terjadi akhir-akhir ini di Republik ini.


Hal-hal seperti inilah yang kadang aneh terlihat, kadang kita juga bertanya Intelijen itu bekerja untuk siapa sebenarnya, apakah kalau intelijen negara hanya bekerja untuk yang sedang berkuasa, atau juga memang bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia.


Sumber tulisan :

Foto : Vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar