Inilah Kata-kata yang "Meracuni Anak-Anak"




Sebagai orang tua kadangkala tanpa  disadari seringkali mengeluarkan sumpah serapah dan “Kata-kata Beracun” (The Toxic Words), yang mana kata-kata tersebut bisa membunuh karakter dan membentuk masa depan anak-anak. Menuntut anak-anak agar menjadi anak yang baik dan patuh pada orang tua ada baiknya dengan memberikan teladan yang baik.

Ada sebuah pengalaman Dr.Amir Zuhdi, Direktur The Golden Family, yang sedang melaksanakan tugas program kesehatan anak dan remaja di LP Anak Tanggerang, dokter ini sangat kaget ketika mengetahui kalau penghuni LP tersebut adalah anak-anak yang berusia antara 10 sampai 16 tahun. Berdasarkan pengamatan dokter tersebut, mereka berada di LP itu disebabkan oleh Kata-kata Beracun dari orang tuanya.

Berikut ini saya lampirkan petikan wawancara antara dokter tersebut dengan anak-anak penghuni LP Tanggerang, dalam sesi program kesehatan berikutnya, berupa konsultasi kesehatan fisik dan psikologi secara langsung, yang saya kutip dari Fimadani.com :

Apakah anak-anak mengetahui tempat tinggalnya saat ini dan apa namanya?Sebagian besar mereka mengetahui dan menjawab bahwa mereka tinggal di penjara anak.

Pertanyaan berikutnya, Mengapa anak-anak harus tinggal di penjara anak ini? Beberapa anak menjawab bahwa ia melakukan kesalahan dan sudah selayaknya kalau ia harus tinggal di penjara anak.

Memang, ia di lahirkan untuk menjadi anak yang kurang ajar, pencuri, pencopet, anak yang senang perkelahian dan masih banyak “gelar-gelar” lainnya.

Menurut dokterAmir, “Gelar-gelar” seperti itulah yang sudah terbenam dibenak mereka, sehingga kata-kata seperti itu selalu terngiang-ngiang dibenak mereka, dan kata-kata seperti itulah pada akhirnya yang semakin membentuk  dan membunuh karakter yang sesungguhnya.

Kata-kata buruk yang seringkali diucapkan orang tua ketika kesal dan marah pada anaknya, hampir rata-rata seperti dibawah ini:

“Dasar kamu! Memang anak pembawa sial!”

“Kamu selalu menyusahkan orangtua!”

“Kamu memang anak terkutuk! Pasti hidupmu akan sengsara!”

Serta masih banyak lagi kata-kata yang buruk lainnya.

Pernahkah Anda sebagai orang tua mengatakan kata-kata tersebut terhadap anak-anak Anda ? Kalau memang pernah sebaiknya segera dihentikan, karena kata-kata seperti itu bisa menjadi do’a yang tanpa disengaja, yang bisa membunuh karakter sesungguhnya anak Anda, sehingga kata-kata buruk itulah yang pada akhirnya membentuk karakter anak Anda.
menurut Dr, Amir, manusia melakukan proses berpikir dengan tiga cara yaitu,
  1. Berpikir Visual adalah berpikir dengan cara kita membuat gambaran di dalam pikiran kita.

  2. Berpikir Auditori adalah berpikir dengan cara kita melakukan dialog internal (self-talk).

  3. Berpikir Kinestetik adalah berpikir dengan cara melibatkan perasaan atau emosi kita.
Gambaran masa depan seseorang ternyata dapat di prediksi dari hal-hal yang dia yakini. Ketika kita meyakini sesuatu maka seluruh “sumberdaya” dalam tubuh kita sampai level sel terkecil pun akan mendukung apa-apa yang telah kita yakini itu.

Sebagian besar, suatu keyakinan dibentuk dari perilaku yang dilihat dan kata-kata yang didengarnya setiap hari khususnya yang menyangkut tentang diri kita. Jika perilaku buruk atau kata-kata buruk yang sering diterimanya, maka bisa dipastikan perlahan tapi pasti bahwa perilaku burukpun akan terwujud dan begitu pula sebaliknya. Demikianlah yang dikatakan Dr. Amir Zuhdi lebih lanjut.

“Anak adalah Amanah dan Titipan Allah yang dititipkannya pada orang Dia percaya. Adalah kewajiban orang tua untuk memelihara dan membesarkan, serta memberikan pendidikan yang cukup, karena ananah tersebut akan dipertanggungjawabkan diakhirat nanti”

3 komentar:

  1. Bagaimana anak kita nantinya, semua tergantung bagaimana orang tua membesarkannya.

    Nice info Gan, thanks...

    Salam kenal dari <a href="http://parkirgratis.com/>Berbagi Informasi</a>

    BalasHapus
  2. merinding baca artikel ini... betul anak itu amanah dari Tuhan mengapa orang tua harus merendahkan mereka dengan caci maki??

    BalasHapus
  3. Ya mbak Hera..anak itu tumpuan kasih sayang...tdk patut menerima perlakuan kasa

    BalasHapus