Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Hidup Yang Dihidupkan

Hidup adalah menggembala diri, sambil terus meniti sebuah rentang jalan pada tujuan yang pasti. Rentang jalan yang lurus, bukanlah jalan yang tak berujung, jalan yang memang sudah ditentukan, dan itu satu-satunya jalan yang di Ridhoi.

Pada kaharusannya, hidup tidaklah harus memilih, karena jalannya sudah ditentukan. Kalau sampai memilih itu bukanlah ketentuan. Hidup karena dihidupkan bukanlah karena ada dengan sendirinya. Ada yang mengatur hidup dan kematian.

Kalau sampai salah jalan itu semua karena kita yang membuat pilihan, dan itu tidak sesuai dengan yang sudah ditentukan. Kenapa harus ditanya siapa yang sudah menciptakan, karena pertanyaan itulah yang merusak keyakinan. Cukup rasakan keberadaannya, dari cara dia mengatur hidup dan kematian, dari ada dan ketiadaan.

Dari setiap pergantian pada semesta raya, bukanlah sekedar pergantian biasa, bukan juga sekedar perputaran pada sumbunya, tetaplah semua itu ada yang mengaturnya.

Kitalah penggembala diri kita sendiri, tapi kita tidaklah berkuasa atasnya. Tetaplah dibawah pengawasan dan tuntunan-Nya, karena kita memang bukanlah apa-apa, kita hanya bagian dari ciptaannya. Kepadanyalah kita patut menghamba dan kepadanyalah pula kita layangkan puji dan puja.

Kepintaran yang kita miliki adalah anugerah-Nya, tidak semata terlahir begitu saja. Diberikan pengetahuan semata hanya untuk mengenal-Nya dan semua kekuatan dan kekuasaan-Nya. Mengenal isi dunia inipun semata untuk mengenal semua kemahakuasaan-Nya. Lantas apa yang membuat kita merasa begitu jumawa, seakan kita bisa terlahir dengan sendirinya. Hanya iblis yang menyesatkan bukanlah Tuhan. Kalau tergelincir kejalan yang sesat, itu bukanlah kehendak-Nya, itulah pilihan jalan diluar dari yang sudah ditentukan.

SAKARATUL MAUT

Telah tiba waktunya

Malaikat maut menjalankan tugasnya

Memohonlah ampunaNya

Sebelum Izra-il mencabutnya

_____

Kadang semua begitu cepat

Kadang pula agak lambat

Namun membuat terasa sekarat

Sekarat itulah yang terasa amat berat

_________

Cepat atau lambat semua tergantung

pada ringan atau berat

Timbangan amal perbuatan

yang dilakukan didunia dan

dipertanggung jawabkan diakherat

__________

Kalau bisa memhonlah agar tidak sekarat

karena itu pertanda timbangan dosa

yang teramat berat

memohonlah agar diperlahan

agar dicabut tanpa beban….

____________________


Jakarta, 26 April 2011

Hidup hanya sebatas ajal
Matilah berbekalamal

HIDUP SESUDAH MATI

Pada dunia dikatakanNya
abadi, selamanya indah
setelah semua didera
atas dosa-dosa

~~~~~

itulah tujuan
yang pada akhirnya
semua akan didera
terkecuali yang dimuliakanNya

~~~~~

Hidup sesudah mati
adalah hidup dalam
keabadian
hidup tanpa pertikaian

~~~~~

Kematian adalah pasti
hidup hanya sebatas ajal
dunia adalah ladang amal
yang harus senantiasa ditanami

~~~~~

Hidup sesudah mati
adalah saat menuai amal
kematian dalam amal
adalah hakikat kehidupan

~~~~~~~~~~~~~


Bandung, 24 April 2011

NEGERI PARA BERUK

Beruk adalah Binatang yang paling rakus..

walaupun didalam mulutnya masih ada makanan tetap aja dia mau ngambil lagi makanan yang ada….

jadi kalo dianalogikan dengan orang-orang rakus, tamak dan kemaruk sangatlah pas,

bisa kita bayangkan Kayak apa kalo negeri ini dipimpin oleh manusia yang perilakunya kayak beruk

baru saja diobok-obok sama buaya pusingnya setengah mati apalagi kalo beruk semua yang memimipin….

masak sih sampai hati kita kalau mau menganalogikan pemimpin kita dengan beruk ?

Tapi kalau perilaku mereka sudah sampai menyamai perilaku Beruk ya kenapa tidak..

liat saja mereka tidak ada puasnya..

Punya jabatan Penting, Fasilitas Gaji cukup,

Jabatan terhormat plus berbagai tunjangan Jabatan yang sangat memadai tapi masih saja kurang,

minta naik gajilah tapi Korupsi tetap aja,

menyalah gunakan wewenang tetap aja,

masak tidak pantas kalo kita katakan BERUK..

lama kelamaan negara ini seperti dikuasai para Beruk..

I LOVE YOU OM....(Cinta Rasa Strawberry)

“Salam kenal ya om…”sebuah pesan yang muncul di chat FB, saat aku baru saja on line, segera aku balas..

“Salam kenal juga”

“Ganggu gak om…”

“Gak juga sih…emang kenapa”

“Aku cuma mau terima kasih aja…”

“Terima kasih untuk apa..”

“itu lho om…om kan sudah confirm FBku…hehehe..aku senang banget… om sudah mau kenalan..” jawabnya.

Sambil terus chat, aku coba buka profilenya, mencari tahu imformasi tentang dirinya, sementara dia terus mencecar pertanyaan yang aneh-aneh. namanya Noni evengelesta, umurnya 18 th, masih kuliah, kalau lihat fotonya cantik juga..tapi aku curiga sama namanya, pastilah ini nama hanya didunia maya.

“Om aku boleh minta no telpnya Ga…”

“Buat apa..” aku mencoba menyelidik.

“Tuh..kan..pasti Ga boleh nih…ya untuk ditelponlah…kok no telp aja pelit..”

Aku mulai Ga resfek Sama anak ini, jujur aku takut jangan-jangan nanti aku jadi korban penipuan lewat Facebook lagi. Akhirnya aku pamit untuk menutup FB.

Besoknya kembali aku membuka FB, Ada 1 pesan masuk di inbox-ku, tapi no subject, pesan atas nama Noni,

” sory om ganggu lagi…kenapa sih om kayaknya Ga mau kasih aku no telp..padahal aku pengen ngobrol Sama om…pliiis..deh om..suer aku gak akan macam-macam deh..”

Aku bertanya dalam hati..apa sebetulnya yang diinginkan anak ini..aku replay pesan singkatnya dengan hanya mengirimkan no hpku.
Aku terus online sambil meng update status, yang memang sudah beberapa hari ini belum pernah di ganti. Beberapa menit kemudian hpku berdering..tapi unknown number..tapi aku coba angkat,

” Hai..om..aku Senang banget om mau angkat telponku..heheh”

“Ada apa non…”

“Eh om…telpon balik ya…pulsaku gak cukup nih…kan aku dari bandung om..”

Wah mulai nih masalah..dalam hatiku, dengan berat hati aku coba telpon juga,

“Ada apa non…maaf ya aku gak banyak waktu..”

“Aku itu kagum sama kata-kata om…yang di status FB..makanya juga aku add…”

“Kagum kenapa…emangnya kata-kata aku menghipnotismu…”

“Ya…om…kayaknya om bijak banget…”

wah aku mulai tersanjung nih, apalagi suaranya yang manja kekanak-kanakan itu. aku yang mulai penasaran ternyata…

“Terus apa lagi….yang membuat kamu mau kenal sama aku…”

“Om fotonya cute banget….kayak anak muda aja…”

Alah mak…mati aku sama pujian anak ini…kok aku yang deg-degan jadinya…yang tadinya aku gak resfek sama sekali, sekarang malah aku yang dibikin penasaran.

“Eh non…maunya kamu itu apa sih…kok maunya beteman sama om-om seperti aku….”

“Justeru enakan temanan sama orang seperti om tau….kalau sama anak pantaran saya cuma dimainin…”

“Ya kalau temanan di FB aja sih aku gak keberatan…anakku juga cewek lo…pantaran kamu juga,,”

“Ya gak papa dong…emang kenapa..om gak mau nih….”tanyanya dengan manja….

Ini dia nih…yang dibilang godaan ABG itu lebih berat, apa lagi ada teman yang bilang, kalau berteman dengan ABG itu bikin kita tambah muda…

“Non…udahan dulu ya ngobrolnya…aku mau terusin kerjaan nih….”

aku mau sudahin aja semua ini, aku takut malah jadi kebawa arus sama alam pikirannya, apalagi aku gak bisa berbahasa sebagai orang tua menghadapi anak-anak seumuran itu, tapi noni gak mau mematikan telponnya….

“Tuh kan….om jahat….baru sekali ngobrol aja sudah mau menghindar…”

Aku mencoba merubah cara berbahasaku, agar dia merasa dianggap sebagai anak….

“Bukan begitu sayang…..om kan mau kerja….”

“Apa om….om bilang sayang….? aduh om…noni jadi deg-degan nih….”

Mati aku…jadi salah bahasa lagi aku…aku gak tahu lagi harus gimana menghadapi anak ini….

“Ya udah…gitu deh…pokoknya udahan dulu ya…ntar om telepon lagi “

Aku gak tahu lagi…aku cuma ingin segera mengakhiri saja pembicaraan ini, tapi noni terus ngomong dan akupun sudah mau menutup telepon, tapi tiba-tiba dia ngomong sambil berbisik…

“Om kapan kita ketemu di bandung….mau ya…..pliiis….”

“Untuk apa non…kan om udah bilang…kita temanannya di FB aja….kan kita juga baru kenalan…”

“Yaudah….kalo om gak mau…ya gak papa…aku gak maksa…tapi kalo ada waktu kita ketemuan ya…” jawabnya dengan manja….

******

Dua hari ini aku coba onlinedi FB, tapi aku seperti kehilangan noni….sudah dua hari ini tidak online…aku mulai penasaran, aku coba sms dia, tapi gal dibalas…aku telpon dia, tapi gak nyambung-nyambung, kenapa perasaanku jadu galau gini….

******

Hari ini adalah hari ketiga kegelisahanku, aku mulai merasa kehilangan noni….aku cuma diam terpaku didepan La[top, sekali-sekali mataku menatap ke handphone…kalau-kalau ada telepon yang masuk. Tiba-tiba HPku bergetar, segera aku raih…aku lihat dilayar LCDnya…nama anakku…bukanlah noni..aku bicara sebentar dengan anakku…aku merasa anakku adalah juga noni..anakku menyadarkanku…kalau aku adalah seorang ayah…seorang kepala keluarga, dan aku sangat bangga dengan status itu, tidak ingin aku merubahnya menjadi orang tua yang tidak tahu akan umurnya.

******

Hari ketujuh setelah perkenalan ku dengan Noni, tidak ada juga kabar dari noni…tapi aku tidaklah terlalu hirau..aku mulai terbiasa tanpa noni..seperti halnya dulu sebelum aku mengenalnya, HPku bergetar…ada SMS yang masuk, segera aku baca :

” Om….maaf ya kalo noni tidak kasih kabar…Noni lagi terbaring di Rumah sakit…noni juga gak tahu noni sakit apa..noni kangen sama om…noni pengen banget ketemu…kalau nanti masih ada waktu…..I love you om….”

Tiba-tiba aku menjadi begitu sedih membaca SMS itu…aku merasa noni seperti halnya anakku…aku begitu kuatir sama keadaannya…..

Itulah kata-kata terakhir yang dikirimnya lewat SMS, sejak itu aku gak tahu lagi dimana dan bagaimana nasib Noni…

SIAPA YANG MENIDURI RANJANGKU

Ranjang itu memang kubiarkan sepi tapi kini ada yang meniduri aku hanya tahu dari bekas, bekas yang meninggalkan aroma yang berbeda yang tak pernah aku jumpa aku sudah cari tahu siapa yang meniduri ranjangku tak satupun orang yang tahu tidak juga bekas suamiku apalagi anak ku ada diluar kota juga kota yang berbeda jauh diluar sana. sudah lama ranjang itu tak lagi kutempati tapi tiba-tiba aku merasa ada bekas jejak yang menempati.


Ranjang itu sengaja tak kutempati karena aku tak lagi bersuami aku sendiri aku tak pantas menempati tanpa suami tapi tiba-tiba ranjang itu ada yang mengisi seakan dia mengisi apa yang sedang aku tinggali. Aku bertanya siapa yang meniduri ranjangku tapi tak satupun yang tahu semua membisu hanya tidak ingin memberitahu apakah ranjang itu akan selalu aku biarkan begitu ranjang itu adalah malam pertamaku, aku tidak ingin ada malam pertama yang lain selain malam pertamaku.



Jakarta, 27 Februari 2011

Ilustrasi foto : google image

HATI YANG KUBELATI

Kutikam belati pada hati
karena hati sudah terkotori
sumpah serapah dan caci maki
ucapan sehari-hari

~~~~~~~~~

hati yang telah mati
tidak ada lagi nurani
buta sudah mata hati
hidup seakan mati

~~~~~~~~~

hati takkan terganti
bila telah mati
hidup dengan hati
matilah dengan hati

~~~~~~~~~



Jakarta, 12 April 2011

Dari sudut hati yang mati

TITIAN SERAMBUT

Tingkah dan prilaku yang tak terjaga akan mencoreng muka bagai setitik nila dalam sebelanga susu yang harus ditumpahkan.

Kata dan ucapan pun demikian akan menerkam diri merobek mulut mencabik-cabik lalu menelannya bagai harimau yang memakan mangsanya.

Langkah yang salah menggelincirkan diri jatuh pada arah yang salah jauh kedalam jurang yang terbelah tanpa celah

Hidup adalah kepandaian meniti buih menjaga keseimbangan akal dan pikiran yang meringankan berat yang terbeban agar selamat sampai tujuan.

Hidup bukanlah bagai menggarami lautan mengisi dunia dengan segala kesia-siaan. Hidup adalah titian yang hanya serambut.

Jakarta, 15 April 2011

Dari sudut kamar rumahku

KAMI HANYA RAKYAT

Kami hanya rakyat
Yang tidak mempunyai senjata
Jangan paksa kami
Untuk melawan
Jelas kami tak kuasa melawan

_________

Kami hanya rakyat
Tidak mungkin melawan
Engkau penguasa
Mempunyai banyak senjata

_________

Kami hanya rakyat
Jangan paksa kami
Untuk melawan
Sekalipun kami tak bersenjata

_________

Tidaklah engkau berkuasa
Tanpa kami yang engkau kuasai
Tidaklah engkau punya daya
Jika tidak kami berupaya

_________



Jakarta, 21 April 2011

Kaum proletar dipinggiran jakarta.

RASA SUKA DAN TIDAK SUKA

Kadang rasa berpihak pada suka
kadang pula lebih memihak pada
tidak suka.
Kalau saja rasa itu bisa digembala
maka kita akan bisa menjadi bijaksana.

Rasa suka pada manusia
bisa saja pada prilakunya,

tidak suka pada prilaku dan sifatnya,bukan berarti menjadi tidak suka pada manusianya dan
apa yang dikatakannya.

Bukankah lebih bijak kalau kita lebih melihat
apa yang dikatakan, bukan siapa
yang mengatakan. Tidak baik yang mengatakan
tidak berarti tidak baik apa yang
dikatakannya.

Memelihara rasa tidak suka
hanya akan menyesakkan dada
dan rasa suka akan membuat hati
selalu nergembira.
Memang tidak mudah menggembala rasa suka dan
tidak suka.

Dikuasai rasa tidak suka
sama halnya menggengam bara
menggenggam kesulitan yang
tiada habisnya, yang senantiasa
mengancam hati yang terbakar amarah.


Jakarta, 20 April 2011

Dari sudut hati

BERTERANG-TERANG DALAM GELAP

nikmatilah gelap
agar mudah merasakan
terang

***

tetaplah merasa terang
sekalipun dalam
kegelapan

***

dalam gelap
akan mudah melihat
cahaya terang

***

tidaklah kita tahu
terang kalau
tidak merasakan kegelapan

***

berterang-teranglah
dalam gelap dan
bergelap-gelaplah
dalam terang

_______________



Jakarta, 21April 2011

dari sudut kegelapan

PENGABDI TANPA HATI

Adalah pengabdi
sekedar mengabdi
mengabdi
pada aturan
membuang
hati juga nurani
melihat tanpa mata
mendengar
tanpa telinga
membusukkan hati
atas nama benci
membutakan mata hati
untuk melihat
mana yang benar
dan mana yang
salah
wewenang dijadikan
pedang
aturan adalah
kekuasaan


Jakarta, 21 April 2011

Pemburu rasa adil

KEKUASAAN

Ketika sebuah jabatan dimaknai sebagai sebuah kekuasaan, maka jabatan itu sudah menjadi pedang, yang akan menebas siapa saja yang menentang dan bertentangan.

Ketika sebuah jabatan dirasakan sebagai sebuah amanah, maka pengabdian dan ketulusan akan seiring sejalan dalam melaksanakan kewajiban.
Menuntaskan tanggung jawab adalah keharusan.

Ketika sebuah jabatan diterjemahkan sebagai pemegang wewenang, maka kesewenang-wenangan menjadi sebuah kebiasaan, dan mengabaikan artinya keberhasilan dari buah perjuangan bersama.

Ketika jabatan dimaknai sebagai alat penindasan, maka nafsu untuk menindas akan menguasai relung hati, hati menjadi mati begitu juga nurani.

Tetaplah jabatan diartikan sebagai sebuah titipan, yang harus demban sebagai amanah, yang pada akhirnya akan diminta pertanggung jawannya, baik didunia maupun diakhirat.


Bandung, 17 April 2011

Dari sudut Bandung Supermal

Bom Itu..

Bom telah merobek hatinya
yang sudah membatu
hati yang tak hanya bisa dirobek
dengan sebilah belati

~~~~~

Bom itu telah memecah kepala
juga seluruh tubuh yang
dia pikir tak lagi berdosa
karena dia sudah membunuh
para pendosa

~~~~~

Bom itu sudah menjadi
alat jihad yang dia pikir benar
membunuh dengan caranya
juga sudah dianggap benar

~~~~~

Padahal bom itu tidak tepat sasaran
pikiran yang sudah disesatkan
melenceng keluar dari ajaran
tetap saja dia pikir itu
jalan kebenaran

~~~~~


Jakarta,21 April 2011

Pemberani Sesungguhnya


Pemberani sesungguhnya adalah sipemilik rasa takut, pemilik rasa takut hanya takut pada penganjur kebenaran, karena penganjur kebenaran sangat benci kepada yang takut pada kebenaran.

Pemberani sesungguhnya adalah sipembunuh rasa takut, karena rasa takut sangat dekat pada pemujanya, yang cenderung menduakan penganjur kebenaran.

Pemberani sesungguhnya adalah yang sangat dekat pada penganjur kebenaran, dan selalu menegakkan kebenaran yang sesuai dengan keinginan penganjur kebenaran

Takutlah hanya kepada penganjur kebenaran
Takutlah hanya pada yang berbuat kebenaran
Takutlah hanya jika tidak berbuat kebenaran
Jadilah pemberani yang menegakkan kebenaran


Jakarta, 15 April 2011

pembeci ketakutan

Kuhadapkan Wajahku

Sekali kuhadapkan wajahku selamanya
Sekali kuhadapkan wajahku selamanyatakkan berpaling semua tertuju pada yang satu

pemberi hidup
pemberi cinta
pemberi kasih sayang
pemberi kesabaran
pemberi keberkahan
pemberi keselamatan
pemberi pengampunan
Yang Maha Pemberi
dari segala pemberi
Yang menentukan hidup
esok hari juga nanti
Hanya padamu kuhadapkan
wajahku
Hanya padamu patutku
bersujud
Hanya padamu harusku
menadahkan tangan
Hanya padamu takutku
kuharuskan

Wahai zat pemberi hidup
hidupkan aku dalam asma-asmamu
hidupkan aku senantiasa
pada batas-batas keridhoanmu


Jakarta, 16 April 2011

Ahmad Najiullah Thaib